E-commerce B2B adalah model bisnis digital yang memungkinkan transaksi antar perusahaan secara online. Dalam model ini, pelaku usaha seperti produsen, distributor, hingga pedagang grosir bisa menjual produk atau layanan mereka ke bisnis lain, bukan langsung ke konsumen akhir.
Transaksi dalam e-commerce B2B biasanya mencakup pembelian dalam jumlah besar, sistem pembayaran yang fleksibel, serta proses negosiasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan e-commerce B2C. Model ini sangat penting untuk mendukung rantai pasok dan efisiensi operasional antar pelaku usaha.
Mengenal Konsep Dasar e-Commerce B2B
E-commerce B2B mengandalkan platform digital untuk menjembatani transaksi antara satu bisnis dan bisnis lainnya. Umumnya digunakan oleh perusahaan penyedia bahan baku, layanan profesional, teknologi, dan distribusi barang dalam skala besar.
Alur transaksi e-commerce B2B tidak selalu instan—banyak yang melibatkan negosiasi dengan tim sales dan kontrak kerja sama jangka panjang. Karena itu, banyak pelaku usaha e-commerce B2B memanfaatkan sales force automation untuk mempercepat proses dan membangun loyalitas pelanggan.
Jenis e-Commerce B2B
Cakupan e-commerce B2B cukup luas, namun beberapa jenis yang umumnya ditemukan dalam pelaksanaan bisnis secara garis besar adalah:
1. Manufaktur
Fungsi bisnis yang berurusan dengan barang fisik dilakukan oleh manufaktur. Pengelolaannya membutuhkan biaya tinggi sehingga banyak perusahaan mengalihdayakan produksi ke manufaktur sebagai pihak ketiga.
Umumnya, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur berada di negara-negara yang memiliki biaya tenaga kerja rendah.
2. Produsen
Produsen adalah pelaku usaha yang bergerak pada pengelolaan bahan mentah untuk produksi barang atau jasa dalam skala besar.
Produk yang sudah jadi akan dijual di situs sendiri dan ditawarkan pada perusahaan grosir atau distributor. Kemudian, perusahaan grosir atau distributor akan memperjualbelikan produk hasil olahan kembali ke pelanggan akhir.
Sebagai contoh, produsen kain menawarkan jenis-jenis kain di situs bisnisnya. Produk ini ditawarkan kepada pengusaha konveksi pakaian atau toko baju yang membutuhkan kain dalam kuantitas besar untuk memproduksi barang jualannya.
Kebutuhan kain juga bisa disesuaikan untuk setiap periode produksi sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan pelanggan sehingga transaksinya menguntungkan kedua belah pihak.
3. Distributor
Peran distributor adalah sebagai perantara atau jembatan antara produsen dan pemilik bisnis retail (pengecer).
Pembelian barang dari produsen biasanya dilakukan dalam jumlah besar sebelum dilakukan penjualan ke pihak retail. Menggunakan kemajuan teknologi, distributor dapat memanfaatkan situs web untuk memudahkan retailer memilih produk-produk yang dibutuhkan.
Baca juga: 10 Manfaat Sales Force Automation Untuk Bisnis
4. Pedagang Grosir
Selain distributor, e-commerce B2B yang sering kali menawarkan barang dalam jumlah besar adalah pedagang grosir. Harga yang ditetapkan oleh pedagang grosir sudah dikenakan margin dari harga produsen sehingga cenderung lebih murah.
Barang yang dijual dalam jumlah besar dengan harga lebih rendah ini pun banyak dicari oleh retailer. Untuk memudahkan transaksi, pedagang grosir bisa memanfaatkan e-commerce B2B untuk menampilkan katalog dan menawarkan barang kepada retailer secara efektif.
5. B2B2B
Jenis e-commerce B2B ini memegang peran sebagai perantara UMKM dengan pihak perusahaan sebagai pelanggan. Berupa toko online, B2B2B bisa menjadi platform untuk menawarkan produk buatan UMKM sehingga bisa lebih dikenal secara luas. Berbekal situs bisnis online, pelaku B2B2B dapat menyusun katalog produk dan memperkenalkannya kepada pemilik usaha lainnya.
6. B2B2C
Jaringan B2B2C melibatkan serangkaian proses penyampaian barang atau jasa hingga ke konsumen.
Usaha yang bergerak di bidang B2B2C bermitra dengan bisnis perantara lainnya untuk menawarkan produk tertentu agar bisa dijual ke konsumen.
Produk bisa didapatkan dari distributor yang memiliki basis konsumen sehingga jangkauannya lebih luas. Dengan begitu, produk yang masih belum dikenal berpotensi untuk meningkatkan brand value-nya.
Baca Juga: 5 Platform E-Commerce Terpopuler di Indonesia 2025: Siapa yang Mendominasi?
Perbedaan e-Commerce B2B dan e-Commerce B2C
Seperti yang disebutkan sebelumnya, e-commerce B2B adalah model bisnis online yang melibatkan dua pelaku usaha. Singkatnya, konsep ini berlaku dari bisnis untuk bisnis.
Sementara itu, e-commerce B2C berkaitan langsung dengan transaksi antara pelaku usaha dan konsumen. Secara terperinci, berikut faktor-faktor pembeda e-commerce B2B dan e-commerce B2C:
Aspek | E-Commerce B2B | E-Commerce B2C |
---|---|---|
Target Pelanggan | Bisnis lain | Konsumen individu |
Proses Pembelian | Kompleks dan melalui negosiasi | Instan dan cepat |
Volume Transaksi | Lebih rendah, nilai lebih besar | Lebih tinggi, nilai lebih kecil |
Strategi Pemasaran | Data-driven dan fungsional | Emosional dan visual |
Waktu Keputusan | Lama dan kolektif | Cepat dan personal |
Keunggulan E-commerce B2B
Ada sejumlah manfaat yang membuat e-commerce B2B menjadi pilihan menarik bagi banyak perusahaan:
- Kemudahan Operasional
Platform ini memungkinkan otomatisasi berbagai proses transaksi, sehingga pekerjaan manual yang biasanya memakan waktu dapat dikurangi. Hasilnya, produktivitas meningkat dan risiko kesalahan manusia dalam pengelolaan transaksi bisa ditekan. - Peluang Pasar yang Lebih Luas
Dengan adanya platform e-commerce, perusahaan dapat menjangkau pelanggan potensial di berbagai negara. Hal ini membuka kesempatan untuk memperluas pasar dan menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan bisnis. - Dorongan untuk Penjualan Lebih Besar
Situs e-commerce B2B mempermudah pelanggan bisnis untuk mencari dan membandingkan produk atau layanan dalam jumlah besar dengan cepat. Proses ini mendorong peningkatan pembelian grosir yang menguntungkan produsen. - Penggunaan Data untuk Strategi yang Lebih Tepat
Platform e-commerce B2B menyediakan akses ke data dan analitik yang mendalam. Informasi ini membantu perusahaan memahami pola perilaku pelanggan dan menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. - Pengalaman Belanja yang Lebih Personal
Dengan memanfaatkan data pelanggan, perusahaan dapat memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan spesifik klien mereka. Hal ini menciptakan pengalaman belanja yang terasa lebih relevan dan personal. - Transparansi dalam Proses Transaksi
E-commerce B2B memungkinkan pemantauan status pesanan, pembayaran, hingga pengiriman secara langsung. Fitur ini membantu perusahaan membuat keputusan lebih cepat dan mengurangi risiko miskomunikasi. - Efisiensi Biaya
Melalui fitur pencarian dan filter produk, perusahaan dapat menemukan barang dengan harga terbaik dari berbagai penyedia. Hal ini membantu menghemat biaya sekaligus meningkatkan margin keuntungan.
Tantangan dalam Bisnis E-commerce B2B
Namun, model bisnis ini juga memiliki sejumlah tantangan yang perlu dikelola dengan baik:
- Mengelola Hubungan dengan Pemasok
Menemukan vendor yang tepat, menegosiasikan harga terbaik, hingga memastikan pengiriman tepat waktu sering menjadi kendala utama dalam operasional B2B. - Adopsi Teknologi oleh Perusahaan Kecil
Tidak semua bisnis kecil dan menengah siap beralih ke sistem digital. Kurangnya pengetahuan atau sumber daya sering kali menjadi hambatan dalam penerapan teknologi e-commerce. - Membangun Kepercayaan Antar Bisnis
Dalam lingkungan online, menciptakan rasa percaya menjadi hal krusial. Perusahaan perlu memastikan keamanan platform mereka agar mitra bisnis merasa nyaman melakukan transaksi. - Perubahan Aturan Pemerintah
Kebijakan yang terus berganti, terutama dalam transaksi lintas negara, bisa menjadi tantangan besar. Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan regulasi agar tetap patuh hukum. - Fluktuasi Permintaan Pasar
Ketidakpastian permintaan sering kali menyulitkan manajemen stok dan perencanaan logistik. Menjaga keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan pasar menjadi tugas yang cukup rumit. - Proses Penjualan yang Memakan Waktu
Transaksi B2B biasanya melibatkan banyak pihak dalam pengambilan keputusan. Hal ini membuat siklus penjualan cenderung lebih panjang dibandingkan model bisnis lainnya. - Keamanan Data Pelanggan
Ancaman keamanan siber semakin meningkat, sehingga melindungi informasi sensitif pelanggan menjadi prioritas utama. Investasi pada sistem keamanan yang andal sangat diperlukan untuk menjaga privasi data.
Dengan memahami manfaat sekaligus tantangan dari e-commerce B2B, perusahaan dapat merancang strategi yang lebih matang untuk memaksimalkan potensi bisnis mereka di pasar digital ini.
Contoh e-Commerce B2B
Salah satu contoh e-commerce B2B adalah emitra dari eDot. Melalui emitra, pelaku usaha B2B dapat terhubung dengan distributor dan pihak retail untuk memastikan efisiensi transaksi jual beli produk.
emitra merupakan chat commerce dengan jangkauan luas sehingga memungkinkan ekosistem e-commerce B2B yang seamless dengan pemesanan mudah dan pemberdayaan tim penjualan.
Penggunaan emitra dapat menghemat waktu dan sumber daya melalui pemesanan langsung. Selain itu, emitra juga menyediakan kendali penuh bagi pelaku usaha untuk melacak status pesanan secara real-time.
E-commerce B2B menjadi solusi ideal untuk bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi, memperluas pasar, dan memperkuat kerja sama antar perusahaan. Platform seperti emitra membuktikan bahwa digitalisasi proses B2B tidak hanya memudahkan, tapi juga mempercepat pertumbuhan bisnis.
Tertarik mencoba? Hubungi tim sales emitra untuk mendapatkan demo gratis dan rasakan langsung keunggulan platform e-commerce B2B dari eDot.
Baca juga: 9 Cara Mengelola Inventory Toko yang Baik Agar Lebih Efektif