image

Cara Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dan Contohnya

06 February 2025

Saat Anda terjun ke dunia usaha, salah satu hal penting yang perlu dipahami adalah cara menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan). Memahami HPP tidak hanya membantu Anda menentukan harga jual produk, tapi juga mengelola keuntungan, efisiensi biaya, dan strategi bisnis secara keseluruhan.

Agar dapat menentukan harga jual produk dengan tepat dan memastikan hasil penjualan sesuai target, pemahaman mengenai cara menghitung HPP menjadi sangat penting. Untuk mengetahui cara menghitung HPP, simak artikel ini sampai habis.

Apa Itu HPP (Harga Pokok Penjualan)?

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan atau penyediaan barang/jasa yang dijual. Biaya ini mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, ongkos kirim, biaya produksi, hingga pengemasan.

HPP digunakan untuk menghitung laba kotor dan membantu dalam manajemen penjualan serta pengambilan keputusan harga jual yang lebih akurat. Perlu diketahui pula, semakin tinggi nilai HPP, maka semakin kecil margin keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu, menghitung HPP secara tepat menjadi sangat penting.

Komponen yang Termasuk HPP

Terdapat beberapa komponen yang termasuk HPP, seperti stok awal, pembelian stok, dan stok akhir. Di bawah ini adalah penjelasan selengkapnya.

1. Stok Awal

Salah satu hal penting dalam menghitung HPP adalah memperhatikan stok awal barang. Stok awal ini merupakan persediaan barang yang Anda miliki di awal periode produksi, termasuk bahan baku yang akan digunakan. 

Stok awal ini harus diperhitungkan karena menjadi dasar untuk menghitung biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Tanpa mempertimbangkan stok awal, perhitungan HPP bisa kurang akurat.

Baca juga: Begini Cara Menghitung Biaya Logistik Agar Lebih Akurat dan Efisien

2. Pembelian Stok

Pembelian stok barang juga termasuk dalam perhitungan HPP. Tujuannya adalah memastikan Anda memiliki cukup stok untuk dijual kepada pelanggan. 

Untuk menghemat biaya pembelian, Anda bisa memanfaatkan diskon yang ditawarkan, mengembalikan barang yang tidak terpakai, dan mengatur transportasi dengan efisien saat membeli stok. Cara ini membantu Anda mengelola biaya pembelian dengan lebih optimal.

3. Stok Akhir

Untuk menghitung HPP dengan akurat, Anda perlu data tentang stok barang di akhir periode, yaitu persediaan yang belum terjual. 

Stok akhir ini penting karena membantu Anda menyesuaikan jumlah produksi dan merencanakan pembelian bahan baku untuk periode berikutnya. 

Dalam menghitung HPP, Anda harus memperhatikan semua komponen yang relevan, seperti stok awal, pembelian stok, dan stok akhir. 

Gunakan rumus yang tepat dan pastikan Anda teliti dalam menentukan komponen mana saja yang seharusnya tidak masuk dalam perhitungan HPP agar hasilnya lebih akurat.

Komponen Tidak Termasuk HPP

Nah, setelah mengetahui komponen yang termasuk HPP, Anda juga perlu mengetahui beberapa komponen yang tidak termasuk HPP. Berikut adalah penjelasannya.

1. Biaya Non-Operasional

Biaya non-operasional adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Contohnya yaitu biaya dari pinjaman usaha. 

Biaya ini memang penting untuk kelangsungan bisnis, tapi tidak termasuk dalam perhitungan HPP karena HPP hanya menghitung biaya yang langsung berhubungan dengan produksi, seperti bahan baku dan tenaga kerja.

2. Biaya Administrasi

Biaya administrasi adalah pengeluaran yang berkaitan dengan operasional umum bisnis, seperti akuntansi, manajemen, pembayaran gaji karyawan, dan biaya sewa tempat. 

Meski biaya ini penting untuk menjaga bisnis tetap berjalan, biaya administrasi tidak dimasukkan dalam perhitungan HPP. 

Baca juga: Cara Melakukan Sales Monitoring Efektif untuk Hasil Maksimal

Cara Menghitung HPP 

Rumus menghitung HPP sederhana adalah:

HPP = (Stock Awal + Pemebelian Bersih) - Stock Akhir

Terdapat beberapa langkah dalam menghitung HPP, dimulai dari menghitung pembelian bersih hingga menghitung HPP. Di bawah ini adalah penjelasannya.

1. Cara Menghitung Penjualan Bersih

Langkah pertama untuk menghitung HPP adalah menentukan nilai penjualan bersih. Caranya adalah dengan menggunakan rumus:

Penjualan Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkir) – (Retur + Diskon)

Sebagai contoh, jika usaha restoran Anda menghasilkan total penjualan sebesar Rp8.000.000 dalam satu bulan, lalu ada pengembalian barang (retur) sebesar Rp2.000.000 dan diskon sebesar Rp1.500.000, maka penjualan bersihnya adalah:

Rp8.000.000 – (Rp2.000.000 + Rp1.500.000) = Rp4.500.000.

Nah, penjualan bersih ini menjadi dasar untuk perhitungan HPP yang lebih akurat.

2. Menghitung Pembelian Bersih

Setelah mengetahui penjualan bersih, langkah selanjutnya adalah menghitung pembelian bersih. Untuk itu, kamu bisa menggunakan rumus:

Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkir) – (Retur + Diskon).

Sebagai contoh, jika pembelian kotor restoran Anda adalah Rp4.000.000, dengan ongkos pengiriman Rp500.000, retur barang Rp2.000.000 dan diskon sebesar Rp1.500.000, maka pembelian bersihnya dihitung seperti ini:

(Rp4.000.000 + Rp500.000) – (Rp2.000.000 + Rp1.500.000) = Rp1.000.000.

Pembelian bersih ini penting untuk menghitung HPP karena menggambarkan total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang akan dijual.

3. Persediaan Barang

Selanjutnya, Anda perlu menghitung nilai persediaan barang. Caranya adalah dengan menambahkan persediaan awal dan pembelian bersih menggunakan rumus:

Persediaan Item = Persediaan Awal + Pembelian Bersih.

Sebagai contoh, jika persediaan awal restoran Anda bernilai Rp5.000.000 dan pembelian bersihnya sebesar Rp4.500.000, maka total persediaan barang yang tersedia adalah:

Rp5.000.000 + Rp4.500.000 = Rp9.500.000.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan 

Setelah mengetahui nilai persediaan akhir dan total persediaan, langkah terakhir adalah menghitung HPP. Anda bisa menggunakan salah satu dari dua rumus berikut:

HPP = Persediaan Item – Persediaan Akhir.

Dengan contoh yang sudah dihitung sebelumnya, jika total persediaan item adalah Rp9.500.000 dan persediaan akhirnya Rp2.500.000, maka HPP yang diperoleh adalah:

HPP = Rp9.500.000 – Rp2.500.000 = Rp7.000.000.

HPP ini menunjukkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk barang yang terjual selama periode tersebut.

Study Kasus Perhitungan HPP

Sebuah toko memiliki data sebagai berikut:

  • Stok awal: Rp3.000.000

  • Pembelian kotor: Rp2.000.000

  • Ongkir: Rp200.000

  • Retur: Rp300.000

  • Diskon pembelian: Rp100.000

  • Stok akhir: Rp1.500.000

Langkah:

  1. Pembelian Bersih = (2.000.000 + 200.000) – (300.000 + 100.000) = Rp1.800.000

  2. Total Persediaan = 3.000.000 + 1.800.000 = Rp4.800.000

  3. HPP = 4.800.000 – 1.500.000 = Rp3.300.000

Menghitung HPP secara manual memang penting, namun mengelola stok dan pembelian harian bisa jadi rumit tanpa bantuan teknologi. Untuk itu, Anda bisa menggunakan https://edot.id/products/emitra sebagai solusi pengadaan barang usaha Anda.

Dengan fitur Real-Time Tracking, Chat Commerce, dan sistem pemesanan yang efisien, eMitra membantu Anda menghemat waktu, menekan biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi penjualan.

Jadikan emitra sebagai mitra terpercaya untuk meningkatkan efisiensi dan kemajuan usaha Anda! Hubungi kami untuk informasi selengkapnya.

Baca juga: 10 Manfaat Sales Force Automation untuk Penjualan

FAQ Seputar Cara Menghitung HPP

  1. Apakah HPP sama dengan biaya produksi?
    Tidak. HPP mencakup biaya produksi dan juga pengeluaran lain yang terkait langsung dengan barang yang dijual.
  2. Apakah HPP penting untuk bisnis kecil?
    Sangat penting! Bisnis kecil tetap perlu mengatur margin keuntungan dan mengelola biaya secara efisien.
  3. Bisakah HPP dihitung secara otomatis?
    Ya. Banyak sistem POS atau ERP modern yang membantu Anda menghitung HPP secara otomatis berdasarkan data stok dan pembelian.
logo rounded whatsapp