Sistem produksi adalah sistem yang diciptakan untuk memastikan bahwa setiap proses dalam kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar hingga mencapai tujuan akhir.
Umumnya, sistem produksi dalam setiap perusahaan tidaklah sama karena bergantung pada kebutuhan pasar, jenis produk, hingga tujuan perusahaan itu sendiri.
Selain itu, sistem produksi tidak hanya diterapkan pada perusahaan manufaktur, melainkan sektor industri lainnya, seperti perdagangan, jasa, dan lain sebagainya. Artikel ini akan membahas mengenai sistem produksi lebih dalam. Jadi, jangan lewatkan pembahasannya berikut ini.
Apa Itu Sistem Produksi?
Sistem produksi adalah serangkaian skema yang saling mendukung, berkaitan, dan terencana untuk mencapai tujuan akhir tertentu. Sistem ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah sistem integral yang di dalamnya ada komponen fungsional perusahaan bersifat struktural.
Komponen fungsional tersebut meliputi perencanaan, pengendalian, pengawasan, serta aktivitas manajerial lainnya. Sementara itu, yang dimaksud struktural adalah terdiri atas mesin produksi, pekerja, peralatan pembantu, dan lain-lain. Sistem ini bisa didesain untuk pemenuhan kebutuhan khusus.
Dengan demikian, memungkinkan para pelaku usaha menyesuaikan sistem produksinya untuk menciptakan barang atau jasa sesuai standar kualitas yang ditentukan.
Tujuan Sistem Produksi
Secara umum, tujuan dirancangnya sistem produksi adalah untuk menjamin bahwa transformasi dari input ke output bisa dilakukan secara efektif, efisien, konsisten, serta bermutu tinggi.
Input mencakup sumber daya manusia, energi, bahan baku, informasi, dan lain-lain. Sementara itu, output adalah barang jadi atau layanan. Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya, seperti berikut.
1. Pemenuhan Kebutuhan Perusahaan
Tujuan dan kebutuhan utama setiap perusahaan adalah mencapai laba yang optimal. Nah, untuk mewujudkan hal ini, maka perusahaan harus menyusun sistem produksi yang terintegrasi dengan baik agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar sekaligus efisien.
Dengan begitu, barang atau jasa yang dibutuhkan bisa diproduksi sesuai permintaan. Hasilnya, bukan hanya target penjualan yang tercapai atau kebutuhan perusahaan terpenuhi, tetapi kepuasan pelanggan pun lebih meningkat.
2. Peningkatan Terhadap Efisiensi Proses Produksi
Selanjutnya, tujuan sistem produksi adalah untuk meningkatkan efisiensi terhadap proses produksi. Hal ini dapat terjadi karena segala hal di dalam kegiatan produksi telah diatur dan diorganisasi dengan sedemikian rupa.
Berkat sistem produksi, perusahaan pun menjadi lebih mudah dalam memantau kinerja karyawan dan efektivitas penggunaan mesin. Ketika proses produksi berjalan lancar, kinerja karyawan baik, dan mesin digunakan secara efektif, maka downtime sangat bisa dihindari.
3. Menekan Pemborosan
Sistem produksi memudahkan perusahaan dalam mengurutkan dan mengukur komponen penting yang dibutuhkan selama proses produksi, seperti bahan baku. Dengan demikian, perhitungan terhadap modal hingga biaya perawatan mesin menjadi lebih jelas.
Alhasil, risiko pemborosan bahan baku dapat ditekan. Kondisi semacam ini tentu sangat menguntungkan bagi perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, namun fokusnya tetap pada pengoptimalan laba.
Baca juga: Apa Itu Restock? Ini Manfaat dan Cara Optimasinya
Jenis-Jenis Sistem Produksi
Sistem produksi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan proses, tujuan, dan aliran operasinya. Adapun jenis-jenis sistem produksi adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan Prosesnya
Apabila dilihat berdasarkan prosesnya, jenis sistem produksi terdiri dari continuous process dan intermitten process. Berikut ini penjelasannya.
A. Continuous Process
Continuous process merupakan sistem produksi yang merencanakan komponen hingga kebutuhan peralatan dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam memproduksi barang atau jasa.
Selain itu, bahan yang digunakan telah mengalami proses standarisasi terlebih dahulu. Produksi dalam continuous process bersifat kontinu sehingga lebih sesuai untuk perusahaan dengan demand (permintaan) produk tinggi.
B. Intermitten Process
Intermitten process adalah sistem produksi yang sifatnya putus-putus. Artinya, kegiatan produksi hanya akan dilaksanakan saat ada permintaan saja dan prosesnya pun tidak memerlukan standarisasi khusus sehingga penyusunan peralatan lebih fleksibel.
2. Berdasarkan Tujuan Operasi
Jika ditinjau menurut tujuan operasi, jenis sistem produksi terbagi ke dalam empat kategori, yakni assembly to order (ATO), engineering to order (ETO), make to order (MTO), dan make to stock (MTS). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
- Assembly To Order (ATO): Sistem saat produsen hanya mengerjakan desain dengan modul operasional yang standar. Produk yang dihasilkan adalah hasil ciptaan sesuai permintaan dari konsumen dan modul. Sistem ini disebut juga dengan ‘custom order’.
- Engineering To Order (ETO): Sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengurus permintaan barang custom dari konsumen. Jadi, produk yang diciptakan, mulai dari proses desain hingga selesai didasarkan pada permintaan konsumen.
- Make To Order (MTO): Sistem ketika produsen hanya akan memproses produk setelah ada pesanan untuk item tersebut. Inilah mengapa umumnya sistem yang diterapkan berbeda secara signifikan.
- Make To Stock (MTS): Sistem yang berfokus pada produksi barang sebagai stock (persediaan) sehingga tidak harus menunggu pesanan terlebih dahulu dari konsumen. Jadi, kegiatan produksi bisa dilaksanakan lebih awal.
3. Berdasarkan Aliran Operasi
Jenis sistem produksi berdasarkan aliran operasinya terdiri dari fixed site, job shop, serta flow shop. Berikut ini adalah penjelasannya.
A. Fixed Site
Fixed site adalah jenis sistem yang sesuai diterapkan dalam proses produksi yang melibatkan kombinasi antara beragam kegiatan dan mempunyai batas waktu tertentu. Fixed site cocok diimplementasikan saat ada keperluan khusus untuk memproduksi barang yang kreatif sekaligus unik dan harus selesai dalam kurun waktu tertentu.
B. Job Shop
Job shop adalah jenis sistem yang tepat untuk memenuhi permintaan barang dengan volume terbatas, tetapi cukup variatif. Job shop membutuhkan mesin produksi serba guna dan pekerja terampil yang bisa disesuaikan dengan tanggung jawabnya untuk melakukan akomodasi berbagai keperluan maupun pesanan.
C. Flow Shop
Flow shop adalah sistem yang biasanya digunakan perusahaan jika menginginkan pembuatan produk dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Sebutan lain untuk flow shop adalah massal production. Sistem ini cenderung mengusung gagasan jalur produksi demi meningkatkan efisiensi.
Baca juga: Apa itu Vendor ERP? Kenali Peran dan Tips Memilihnya untuk Bisnis
Contoh Sistem Produksi
Sebenarnya, banyak contoh sistem produksi yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Namun, memang tidak banyak individu yang menyadari hal tersebut. Adapun contoh sistem produksi adalah sebagai berikut.
1. Transportasi Darat
Salah satu transportasi darat yang banyak digunakan dan memiliki sistem produksi di dalamnya adalah bus. Bus mempunyai fungsi struktural, yakni sopir, tenaga ahli mesin, dan kondektur.
Sedangkan, fungsional yang berkaitan dengan manajerial terdapat di bagian pengaturan dan informasi. Kemudian, output-nya adalah jasa transportasi bagi orang-orang maupun barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Manufaktur
Contoh sistem produksi selanjutnya terdapat di industri manufaktur. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional, perusahaan terdiri atas beberapa input, seperti tenaga kerja, fasilitas gedung, manajerial, informasi, dan mesin produksi.
Input-input tersebut kemudian bekerja sama untuk menciptakan barang produksi bernilai tinggi yang akan dipasarkan secara efektif. Dengan demikian, angka penjualan produk menjadi lebih meningkat.
3. Rumah Sakit
Di rumah sakit, pengelompokan input dan output justru lebih terlihat. Input mencakup dokter, alat medis, karyawan rumah sakit, laboratorium, modal, fasilitas gedung, dan lain sebagainya.
Sementara itu, output-nya berupa layanan medis yang diberikan oleh pihak rumah sakit pada pasien atau konsumen di dalamnya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu sistem produksi, tujuan, jenis-jenis, dan contohnya yang perlu dipahami, terutama bagi pelaku bisnis.
Pada dasarnya, sistem tersebut merupakan bagian integral dari manajemen bisnis perusahaan. Jika ingin agar sistem produksi berjalan secara teratur, maka Anda dapat mengandalkan esuite dari PT Elektronik Distribusi Otomatisasi (eDOT) sebagai upaya untuk mengoptimalkannya.
esuite merupakan platform Distribution Management System yang diformulasikan untuk mencapai efisiensi operasional serta pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
esuite dilengkapi oleh beragam fitur unggulan, seperti otomasi tugas, real-time dashboard, inventory control, dan integrasi dengan emitra yang bisa memperluas jangkauan pasar.
Dengan fitur otomasi tugas, Anda bersama tim dapat lebih fokus pada inisiatif strategis. Kemudian, fitur real-time dashboard-nya membantu dalam membuat keputusan berbasis data yang bijak serta efektif.
Tidak hanya itu, melalui fitur inventory control, pencegahan terhadap ketersediaan stok barang yang habis dapat dilakukan. Menarik, bukan?
Tunggu apa lagi? Segera hubungi kami untuk memperoleh informasi selengkapnya dan cobalah demo gratis sekarang juga. Mari manfaatkan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi kegiatan produksi semaksimal mungkin dengan esuite dari eDOT.
Baca juga: Ini Perbedaan Door to Door dan Port to Port di Pengiriman