article image

Demand Forecasting: Jenis, Manfaat, & Cara Kerjanya

20 Okt 2025

Penulis Tim eDOT

Dalam sistem produksi, demand forecasting menjadi salah satu aktivitas yang sangat berpengaruh pada ketepatannya. Sebab, kegiatan ini memprediksi permintaan yang nantinya membantu menentukan jumlah stok optimal.

Lantas, bagaimana cara kerja demand forecasting. Mari simak ulasan berikut sampai selesai.

Apa Itu Demand Forecasting?

Secara singkat, demand forecasting adalah prediksi permintaan produk berdasarkan data historis, tren, perubahan pasar, dan lainnya yang penting dilakukan dalam manajemen bisnis.

Prediksi ini memungkinkan perusahaan mengidentifikasi kebutuhan audiens dan mengoptimalkan proses produksi, distribusi, serta pemasokan.

Mengapa Demand Forecasting Penting?

Prediksi permintaan menjadi langkah penting dalam suatu perencanaan bisnis. Hal ini dapat memengaruhi kegiatan-kegiatan kunci dalam bisnis sebagai berikut:

  • Merencanakan jumlah produksi sesuai perkiraan permintaan.
  • Melakukan manajemen persediaan secara lebih efisien.
  • Mengelola rantai pasokan produk untuk memastikan ketersediaannya.
  • Menentukan harga produk agar margin laba optimal.
  • Merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan permintaan audiens.

Jenis Demand Forecasting

Umumnya, demand forecasting terbagi menjadi tujuh jenis. Berikut penjabarannya secara singkat:

  • Demand Forecasting Pasif: Memproyeksi permintaan dengan data historis serta pola dan tren yang sudah terbukti. Ini cocok bagi perusahaan yang mengedepankan stabilitas.
  • Demand Forecasting Aktif: Meramal permintaan sesuai situasi real-time sehingga cocok untuk perusahaan yang sedang berkembang.
  • Demand Forecasting Jangka Panjang: Proyeksi permintaan selama 1-5 tahun ke depan yang bisa menjadi landasan untuk perusahaan dengan target pasar besar.
  • Demand Forecasting Jangka Pendek: Prediksi permintaan selama 3-6 bulan ke depan. Ini cocok untuk merespons pasar yang fluktuatif.
  • Demand Forecasting Internal: Memperkirakan permintaan sesuai dengan kebiasaan membeli konsumen dan perusahaan.
  • Demand Forecasting Eksternal: Menentukan proyeksi permintaan sesuai tren ekonomi makro dan pengaruhnya terhadap perusahaan guna memantau rantai pasokan.
  • Demand Forecasting Berbasis AI: Memprediksi permintaan dengan menggunakan data yang diperoleh dari AI.

Baca juga: Mengenal Buying Signal, Ciri-Ciri, & Contohnya dalam Bisnis

Manfaat Demand Forecasting

Dengan perkiraan ini, bisnis bisa memprediksi permintaan audiens dan memahami bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi proses lainnya.

Lebih lanjut, manfaat demand forecasting bagi bisnis adalah sebagai berikut:

  • Mengantisipasi fluktuasi permintaan.
  • Menghindari kekurangan maupun kelebihan persediaan.
  • Mengoptimalkan pengeluaran.
  • Meningkatkan efisiensi kegiatan operasional.
  • Mengoptimasi pengelolaan rantai pasok secara menyeluruh.
  • Mengurangi risiko negatif dalam berbisnis.
  • Merencanakan proses produksi ke depannya secara lebih akurat.
  • Membuat keputusan bisnis yang lebih strategis, termasuk untuk ekspansi pasar, pengembangan produk baru, hingga pengurangan modal.
  • Membantu meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa serta merancang strategi pemasaran sesuai dengan tren pasar dan demand audiens.
  • Mempermudah menentukan aspek yang perlu dipantau.
  • Menentukan harga produk secara tepat agar memperoleh keuntungan.
  • Menyusun anggaran secara lebih akurat supaya hemat budget. 

Cara Menghitung Demand Forecasting

Untuk menghitung demand forecasting, ada beberapa metode yang bisa dicoba. Berikut masing-masing penjelasannya:

1. Linear Regression

Guna menerapkan metode ini, Anda perlu menghubungkan variabel independen dan dependen secara linear. Contohnya adalah sebagai berikut.

Y = a + bx

Keterangan:

Y: Permintaan sebagai variabel dependen

x: Waktu sebagai variabel independen

a: Intercept

b: Slope dari garis regresi

2. Multiple Regression

Berbeda dengan linear regression, metode ini mencakup lebih dari satu variabel independen. Berikut rumusnya:

Y = a + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3)

Keterangan:

Y: Permintaan sebagai variabel dependen

X1: Waktu sebagai variabel independen 1

X2: Harga sebagai variabel independen 2

X3: Ads sebagai variabel independen 3

a: Intercept

b1,2,3: Slope dari garis regresi

Baca juga: Apa Itu Supply Chain Management? Definisi, Tahapan, dan Manfaatnya untuk Bisnis

3. Moving Average

Dalam moving average, Anda menggunakan data historis permintaan untuk menghitung rata-rata pergerakannya. Rumusnya adalah sebagai berikut.

Moving Average = Total Permintaan pada Beberapa Periode Sebelumnya / Jumlah Periode yang Berjalan

4. Exponential Smoothing

Pada penggunanya, metode ini memanfaatkan data historis dengan bobot yang berkurang seiring berjalannya waktu. Berikut contoh rumusnya.

Ft+1 = a(Yt) + (1-a)Ft

Keterangan:

Ft+1: Perkiraan permintaan

Yt: Permintaan saat ini

Ft: Perkiraan permintaan saat ini

a: Faktor exponential smoothing yang bernilai 0-1

5. Time Series Decomposition

Dengan metode ini, Anda perlu memecah periode berdasarkan komponen fundamentalnya, seperti tren, musiman, dan kesalahan, untuk memperoleh proyeksi yang lebih akurat. Berikut contoh cara menghitungnya.

Yt = Tt + St + Et

Keterangan:

Yt: Permintaan pada periode T

Tt: Arah permintaan seiring berjalannya waktu (naik, turun, atau konstan)

St: Pola berulang jangka pendek

Et: Variasi tren saat ini dan musiman

Baca juga: Inventory Management System. Ini Panduan Lengkap dan Metodenya!

6. Collaborative Forecasting

Jika ingin menggunakannya, Anda harus berkolaborasi dengan stakeholders, termasuk mitra bisnis, pemasok, pengguna strategis, serta staf lain, seperti dari tim sales, marketing, keuangan, dan operasional. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.

Y = a + M + S + O

Keterangan:

Y: Prediksi permintaan

a: Prediksi dasar

M: Input tim pemasaran

S: Input tim penjualan

O: Input tim operasional

7. Metode Kualitatif

Tak hanya metode kuantitatif di atas, ada pula beberapa metode kualitatif untuk menghitung demand forecasting seperti berikut.

  • Delphi: Menghitung kemungkinan permintaan berdasarkan pandangan ahli.
  • Analogi Historis: Meramal permintaan sesuai pola di masa lalu.
  • Market Research Forecasting: Memprediksi permintaan melalui riset pasar, survei pelanggan, dan wawancara.
  • Sales Force Composite: Memproyeksi permintaan menggunakan analisis data dari tim penjualan yang berinteraksi dengan konsumen.

Tips Menerapkan Demand Forecasting

Agar penerapannya tepat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat prediksi ini. Sebagai saran, Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut.

  • Menggunakan metode demand forecasting yang sesuai kebutuhan.
  • Melakukan riset pasar yang menyeluruh.
  • Mengumpulkan dan membersihkan data historis yang relevan dengan produk.
  • Membagikan survei atau melakukan wawancara kepada pelanggan dan ahli untuk memperoleh data tambahan.
  • Memanfaatkan tim penjualan untuk memperoleh feedback dari pelanggan terkait preferensi belanja mereka.
  • Memanfaatkan software prediksi, seperti Excel, IBM SPSS, Python, R, Oracle Demand Planning, atau SAS.
  • Berkolaborasi dengan tim lintas divisi, mulai dari marketing, sales, produksi, dan rantai pasokan, supaya forecasting lebih menyeluruh.
  • Memantau dan mengevaluasi kinerja peramalan secara rutin untuk melakukan penyesuaian dengan cepat dan tepat.

Memantau Rantai Pasok dengan esuite

Begitulah penjelasan mengenai demand forecasting. Pada dasarnya, memahami metode prediksi dapat membantu menyajikan data yang lebih akurat.

Lebih lanjut, keakuratan tersebut tidak hanya mengurangi risiko overstock, tetapi juga memastikan rantai pasok dan distribusi berjalan efisien.

Untuk memantau jalannya distribusi, Anda pun dapat menggunakan esuite. esuite adalah Distribution Management System yang mampu memperlancar kegiatan operasional dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Dengan esuite, perusahaan dapat memanfaatkan data distribusi real-time untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan cepat.

Selain itu, esuite menawarkan berbagai macam layanan distribusi lainnya, termasuk manajemen stock, pengaturan lokasi gudang, dan pengelolaan sales order.

Jadi, esuite memungkinkan kegiatan operasional terintegrasi secara otomatis, praktis, dan terorganisasi dalam satu platform.

Segera hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dan merasakan manfaat esuite dari eDOT untuk kegiatan operasional bisnis Anda!

Baca juga: Apa Itu Restock? Ini Manfaat dan Cara Optimasinya

logo rounded whatsapp