article image

Dead Stock dalam Bisnis: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

9 Okt 2025

Penulis Tim eDOT

Dalam dunia bisnis, terutama di sektor perdagangan dan ritel, istilah dead stock sering digunakan untuk mengindikasikan barang-barang yang tidak terjual dalam waktu lama. 

Barang-barang ini, meskipun ada di dalam gudang atau toko, tidak memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan.

Dead stock dapat menjadi beban yang berat bagi perusahaan, baik dari segi biaya penyimpanan maupun pengaruhnya terhadap arus kas.

Lalu, apa sebenarnya penyebab dead stock dan bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya berikut ini!

Apa Itu Dead Stock?

Dead stock adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan barang-barang yang tidak terjual atau tidak digunakan dalam waktu yang lama.

Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai jenis barang, mulai dari pakaian, peralatan elektronik, hingga bahan makanan yang memiliki tanggal kedaluwarsa.

Selain dead stock, ada pula istilah lain untuk menerangkan produk yang tak kunjung terjual, yakni slow moving. Meski sangat mirip, terdapat sedikit perbedaan slow moving dan dead stock.

Slow moving adalah produk yang terjual dengan lambat, namun masih memiliki potensi untuk terjual dalam jangka waktu tertentu. Meskipun pergerakannya lebih lama, barang tersebut masih bisa menghasilkan pendapatan.

Penyebab Dead Stock

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dead stock dalam bisnis. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama yang perlu diketahui.

1. Overstocking (Kelebihan Stok)

Salah satu penyebab utama dead stock adalah kelebihan stok atau pembelian barang dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan.

Hal ini sering terjadi karena perusahaan mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi, tetapi kenyataannya, produk tersebut tidak laku dalam jumlah yang diharapkan.

2. Perubahan Tren Pasar

Perubahan tren pasar dapat menyebabkan produk yang sebelumnya populer menjadi kurang diminati. Misalnya, produk fashion yang mengikuti tren tertentu bisa menjadi tidak laku jika tren tersebut sudah berlalu.

3. Kesalahan dalam Perencanaan Permintaan

Tidak adanya analisis yang tepat tentang permintaan pasar juga bisa menjadi penyebab dead stock. Jika perusahaan tidak dapat memprediksi dengan akurat produk mana yang akan laku dan seberapa banyak stok yang harus disiapkan, maka dapat terjadi kelebihan pasokan yang akhirnya menjadi dead stock.

4. Kualitas Produk yang Buruk

Produk dengan kualitas yang buruk atau cacat juga dapat menjadi potensi dead stock. Jika konsumen merasa kecewa dengan kualitas barang, mereka tidak akan tertarik untuk membeli, meskipun produk tersebut sudah dipasarkan secara luas.

5. Kurangnya Promosi atau Pemasaran

Tak hanya produk low quality, produk yang berkualitas baik pun bisa menjadi dead stock jika tidak dipromosikan dengan tepat.

Kurangnya strategi promosi dapat menyebabkan produk tidak diketahui oleh konsumen atau tidak menarik perhatian mereka.

6. Kesalahan dalam Penetapan Harga

Penetapan harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menyebabkan barang tidak terjual. Harga yang tidak sesuai dengan persepsi nilai konsumen atau kompetitor dapat menghalangi penjualan produk.

Baca juga: 6 Cara Menghabiskan Stok Barang dengan Efektif & Tanpa Rugi

Dampak Dead Stock

Dead stock memiliki sejumlah dampak negatif bagi bisnis, antara lain:

1. Meningkatkan Biaya Penyimpanan

Barang yang tidak terjual harus tetap disimpan sehingga meningkatkan biaya tambahan untuk penyimpanan. Biaya ini termasuk sewa gudang, biaya tenaga kerja untuk pengelolaan stok, dan biaya asuransi.

2. Mengganggu Arus Kas

Dead stock mengikat dana yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli barang yang lebih laku. Uang yang terkunci dalam dead stock tidak bisa dialokasikan untuk investasi atau kegiatan lain yang lebih menguntungkan.

3. Penurunan Nilai Produk

Dalam beberapa kasus, dead stock bisa mengalami penurunan nilai, terutama jika produk tersebut memiliki tanggal kedaluwarsa atau jika produk sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pasar.

4. Merusak Reputasi Perusahaan

Perusahaan yang memiliki banyak dead stock akan dianggap tidak efisien atau tidak mampu mengelola inventaris dengan baik. Hal ini bisa memberikan persepsi negatif terkait efisiensi perusahaan di mata mitra ataupun investor.

5. Berkurangnya Ruang Penyimpanan

Dead stock juga mengambil ruang yang seharusnya bisa digunakan untuk barang-barang yang lebih laku. Makin banyak ruang yang diambil oleh dead stock, makin sedikit ruang yang tersedia untuk produk baru yang lebih relevan dengan permintaan pasar.

Cara Mengatasi Dead Stock

Mengingat dead stock merupakan masalah yang umum dihadapi oleh banyak bisnis, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.

1. Melakukan Penjualan Diskon

Salah satu cara paling efektif mengurangi dead stock adalah memberikan diskon atau promo. Penurunan harga dapat memicu minat konsumen, meskipun produk tersebut sebelumnya tidak diminati.

2. Menjual Melalui Platform Online

Dengan menggunakan marketplace atau e-commerce, Anda dapat memperluas jangkauan pasar dan menjual produk kepada lebih banyak konsumen. Hal ini dapat membantu Anda menjangkau pelanggan yang belum tahu tentang produk Anda.

3. Digitalisasi Manajemen Stok

Digitalisasi manajemen stok dapat membantu perusahaan memantau dan mengelola persediaan dengan lebih efisien.

Manajemen stok dengan sistem yang canggih, seperti eSuite, dapat memudahkan perusahaan untuk memantau stok secara real time dan memprediksi permintaan sehingga mengurangi risiko terjadinya dead stock.

4. Mengoptimalkan Proses Inventarisasi

Agar tidak terjadi dead stock di masa depan, penting bagi perusahaan untuk mengoptimalkan manajemen inventarisnya. Dengan begitu, Anda bisa membuat keputusan pembelian yang lebih tepat dan mencegah kelebihan stok.

5. Menghitung Dead Stock

Salah satu cara yang efektif untuk mengelola dead stock adalah dengan menghitung jumlahnya yang ada di gudang. Cara menghitung dead stock cukup sederhana, yakni dengan rumus berikut:

Dead Stock = Total Barang Tidak Bergerak (≄ X hari)

Dengan menghitung dead stock secara berkala, Anda bisa memonitor produk mana yang tidak laku terjual dan mengambil langkah untuk menguranginya.

Sebagai langkah untuk mengatasi dead stock, edot menghadirkan esuite, Distribution Management System (DMS) yang dirancang untuk mengoptimalkan manajemen stock perusahaan Anda.

Dengan esuite, Anda tidak hanya dapat memantau stok secara real time, tetapi juga mendapatkan laporan yang transparan dan akurat tentang kondisi persediaan di setiap titik distribusi.

Fitur canggih esuite juga memudahkan Anda untuk memantau tanggal kedaluwarsa produk Jika ada produk yang mendekati tanggal kedaluwarsa, esuite dapat membantu Anda dalam mengambil langkah preventif guna mencegah dead stock, seperti membuat promo atau diskon untuk mempercepat penjualan.

Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi kami dan dapatkan penawaran sekarang agar setiap produk Anda terjual dengan maksimal!

Baca juga: Biar Diskon Gak Cuma Bakar Duit, Atur Kayak Gini!

logo rounded whatsapp