Dalam bisnis makanan dan minuman, mengelola biaya bahan baku adalah kunci menjaga laba. Salah satu indikator utama yang harus diperhatikan adalah food cost. Angka ini menunjukkan perbandingan biaya bahan makanan terhadap pendapatan penjualan.
Dengan mengetahui food cost, pemilik usaha dapat menentukan harga menu, mengurangi pemborosan, dan menjaga profit tetap stabil. Yuk, simak panduan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Food Cost?
Food cost adalah persentase total biaya bahan baku dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan makanan dan minuman. Angka ini penting untuk melihat efisiensi penggunaan bahan.
Food cost juga berfungsi untuk mengukur apakah harga jual sudah menutup biaya produksi atau belum. Jika persentase terlalu tinggi, artinya bahan baku memakan porsi besar dari pendapatan dan bisa menurunkan margin keuntungan.
Mengapa Menghitung Food Cost dalam Bisnis F&B Penting?
Menghitung food cost bermanfaat bagi bisnis kuliner. Data persentase biaya bahan terhadap pendapatan membantu pemilik usaha menetapkan harga menu yang akurat, mengontrol stok, dan mengatur pembelian bahan baku agar tidak terjadi pemborosan.
Angka ini juga dapat menjadi indikator kesehatan bisnis. Pasalnya, kenaikan food cost dapat menandakan masalah, seperti harga bahan yang meningkat atau kesalahan pengaturan porsi.
Pemantauan rutin membuat pemilik usaha lebih cepat menyesuaikan harga atau memperbarui menu untuk menjaga keuntungan.
Baca Juga: Contoh Perencanaan Usaha Makanan Serta Cara Merencanakannya
Jenis Perhitungan Food Cost
Secara garis besar, terdapat dua pendekatan utama dalam menghitung food cost, yaitu food cost ideal dan food cost aktual. Berikut penjelasan ringkasnya:
1. Food Cost Ideal (Per porsi menu)
Menggambarkan biaya bahan makanan yang didasarkan pada resep dan porsi standar yang telah ditentukan. Sifatnya teoritis karena didasarkan pada asumsi bahwa seluruh proses berjalan dengan lancar tanpa pemborosan, kesalahan, atau kehilangan bahan.
2. Food Cost Aktual (Harian, Mingguan, atau Bulanan)
Menunjukkan biaya bahan makanan secara riil yang dikeluarkan dalam suatu periode. Hitungannya meliputi semua pembelian bahan serta kerugian akibat pemborosan, kesalahan persiapan, atau bahan yang tidak terpakai.
Pada dasarnya, kedua jenis ini saling melengkapi. Perhitungan per porsi dapat membantu menentukan harga menu, sedangkan perhitungan periodik bisa memberikan gambaran keseluruhan terkait efisiensi operasional bisnis.
Cara Menghitung Food Cost
Perhitungan food cost dapat dilakukan dalam dua tahap, yakni menghitung persentase total food cost dan persentase per menu sebagai berikut:
1. Persentase Food Cost Total
Rumus dasarnya adalah:
Food Cost Total (%) = (Total Harga Pokok Penjualan ÷ Total Pendapatan) x 100
Langkah pertama adalah menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP mencakup seluruh biaya produk makanan dan minuman selama periode tertentu dengan rumus ini:
HPP = (Stok Awal + Pembelian Bahan Baru) - Stok Akhir
Contoh food cost, pada awal bulan stok bahan senilai Rp5.000.000, pembelian tambahan Rp300.000, dan stok akhir Rp700.000. Maka hitungannya adalah:
HPP = (5.000.000 + 300.000) - 700.000 = Rp4.600.000
Jika pendapatan bulan itu Rp15.300.000, perhitungan persentase food cost total adalah:
Food Cost (%) = (4.600.000 ÷ 15.300.000) x 100 = 30%
Jadi, 30% pendapatan digunakan untuk bahan makanan.
2. Persentase Food Cost Per Menu
Rumus dasarnya adalah:
Food Cost Per Menu (%) = (Biaya Satu Porsi / Harga Jual) x 100
Langkah awal untuk menghitung total biaya dalam satu menu adalah mengetahui detail bahan yang digunakan.
Sebagai contoh, biaya bahan untuk satu danish pastry adalah Rp10.000, sedangkan harga jualnya Rp30.000. Perhitungannya:
Food Cost Per Menu (%) = (10.000 / 30.000) x 100 = 33%
Angka ini menunjukkan bahwa biaya bahan baku untuk satu porsi dibandingkan harga jual. Perhitungan per menu ini berguna untuk mengevaluasi harga jual setiap hidangan dan menilai efisiensi resep.
Baca Juga: Self Service Kiosk, Perangkat untuk Efisienkan Bisnis Anda
Tips Mengoptimalkan Food Cost
Sementara itu, untuk menekan food cost tanpa mengurangi kualitas, berikut tips yang bisa Anda terapkan:
1. Hitung Biaya Per Menu
Pertama, jangan hanya menghitung total biaya bulanan. Anda harus merinci biaya bahan untuk setiap hidangan agar terlihat jelas porsi pengeluaran tiap menu.
Perhitungan ini mencakup harga bahan baku, ongkos kirim, bunga pembelian, dan kemungkinan retur dari pelanggan.
2. Tinjau Menu yang Kurang Laku
Periksa kembali daftar menu dan hapus hidangan yang jarang dipesan agar biaya bahan tidak terbuang. Jika perlu, ubah format menu dari cetak ke digital untuk memudahkan pembaruan.
3. Gunakan Strategi Loss Leader
Selanjutnya, tawarkan satu menu dengan harga lebih rendah dari pasaran untuk menarik pelanggan baru. Keuntungan tetap bisa Anda jaga dengan menyesuaikan harga minuman atau makanan pendamping lain.
4. Atur Porsi secara Tepat
Sesuaikan ukuran porsi agar tidak berlebihan atau terlalu sedikit. Porsi menu yang pas membantu menghindari pemborosan bahan dan menjaga kepuasan pelanggan.
5. Modifikasi Resep
Jika perlu, Anda bisa mengganti bahan atau cara memasak pada menu tertentu untuk menekan biaya. Namun, lakukan uji coba agar rasa dan kualitas tetap sesuai selera pelanggan. Apabila hasilnya mendapat respon baik, Anda bisa melanjutkan perubahan ini.
6. Cari Alternatif Pemasok
Yang tidak kalah penting, pertimbangkan vendor lain yang menawarkan harga lebih kompetitif dengan kualitas setara. Pastikan pemasok baru ini memiliki rekam jejak yang baik dan pasokan stabil.
7. Pantau Stok Bahan Baku
Terakhir, catat tanggal pembelian dan masa kadaluarsa setiap bahan. Gunakan sistem inventori agar bahan yang lebih lama dipakai lebih dulu dan terhindar dari pembelian ganda. Cara ini akan mencegah kerusakan bahan yang dapat menambah biaya operasional produksi.
Optimalkan Food Cost Bisnis Anda bersama eDOT Hardware
Menghitung dan mengelola food cost adalah langkah penting untuk menjaga keuntungan bisnis makanan dan minuman. Dengan memahami cara menghitung dan strategi optimalisasi, pemilik bisnis bisa menetapkan harga menu secara tepat dan mencegah pemborosan.
Perhitungan ini akan lebih mudah dan akurat bila didukung sistem POS yang mampu mencatat pesanan, menghitung HPP, dan menampilkan laporan biaya bahan secara real-time.
eDOT menyediakan pilihan hardware dan POS system yang dirancang khusus untuk kebutuhan usaha kuliner dengan keunggulan berikut:
- Hardware yang kokoh dan tahan lama.
- Siap pakai dengan instalasi cepat.
- Garansi satu tahun.
- Desain stylish dan modern.
- Layanan after sales yang selalu siap mendukung.
- Terintegrasi dengan ekosistem digital eDOT.
Dengan POS dan hardware eDOT, setiap pesanan otomatis tercatat dan biaya bahan makanan terhitung detail, sehingga pemilik usaha dapat memantau profit tanpa repot.
Tertarik dengan produk eDOT Hardware untuk bisnis Anda? Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan temukan solusi terbaik untuk efisiensi bisnis Anda.
Baca Juga: Mesin Kasir Portable: Solusi Bisnis F&B yang Lebih Efisien