Jika berbicara tentang model bisnis, Anda mungkin familiar dengan istilah wholesale dan retail. Untuk menentukan apakah bisnis Anda termasuk wholesale atau retail, Anda perlu mengetahui target konsumen Anda karena pilihan metode bisnis ini akan memengaruhi keputusan dan rencana bisnis Anda kedepannya.
Jika Anda masih bingung perbedaan wholesale dan retail, Anda berada di artikel yang tepat karena di sini, Anda bisa menemukan informasi terkait bedanya grosir dan retail. Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Perbedaan Wholesale dan Retail
Wholesale dan retail adalah dua model bisnis yang sering ditemui di sekitar kita. Secara umum, perbedaan wholesale dan retail terletak pada prinsip dan modelnya. Wholesale menjual barang secara bulk dengan harga yang lebih terjangkau dari retail dan retail menjual dengan harga retail kepada konsumen akhir.
Lebih lanjut, berikut adalah penjelasan perbedaan wholesale dan retail selengkapnya.
1. Pengertian
Perbedaan wholesale dan retail dapat ditinjau dari pengertiannya. Wholesale atau grosir adalah model bisnis yang melayani pembelian jumlah besar yang akan dijual lagi dalam jumlah besar. Jadi, Anda akan berinteraksi dengan distributor, pemasok, dan retailer untuk membuat jaringan bisnis. Contoh wholesale adalah toko grosir sembako.
Lalu, apa itu retail dan contohnya? Retail adalah model bisnis yang menjual barang satuan kepada konsumen akhir. Harga jualnya tentu lebih tinggi dibandingkan grosir karena barang telah melalui sejumlah proses, salah satunya proses transaksi dengan wholesaler. Contoh retail adalah toko baju dan supermarket.
2. Cara Kerja
Selanjutnya, Anda bisa meninjau perbedaan wholesale dan retail dari cara kerjanya. Cara kerja wholesale adalah distributor akan membeli barang dalam jumlah banyak dari toko grosir. Toko grosir biasanya mendapatkan barang dari produsen langsung.
Kemudian, distributor akan menyimpan barang di gudang dan menjualnya kepada retailer dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya dari produsen. Misalnya, wholesaler membeli 1.000 sabun cuci piring dengan harga satuannya Rp3.000 dari produsen.
Lalu, wholesaler akan menjualnya kepada toko ritel sebesar Rp.3.300 per buahnya dan toko ritel bisa menjualnya ke konsumen akhir seharga Rp5.000. Jadi, Anda sebagai toko grosir akan untung Rp300 per buahnya dan toko ritel untung Rp1.700 per buahnya.
Intinya, wholesaler membeli produk dari produsen langsung dengan harga rendah dan jumlah besar, kemudian menjualnya kembali ke bisnis lainnya dengan harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, retail adalah toko yang membeli produk dari toko grosir dan menjualnya ke konsumen akhir. Jadi, retail adalah bisnis terakhir pada rantai pasok. Retail memiliki kontrol penuh atas customer experience karena langsung berhubungan dengan konsumen akhir.
Baca juga: Perbedaan Sales Motoris dan Taking Order dalam Dunia Bisnis
3. Target Pasar
Perbedaan yang paling terlihat dari wholesale dan retail adalah target pasar. Wholesale adalah model bisnis business-to-business (B2B), di mana toko grosir bertransaksi dengan bisnis lainnya.
Contoh sederhananya adalah toko ritel seperti toko kelontong akan membeli stok sembako di toko grosir. Sementara itu, toko grosir membeli stok sembako dari produsen langsung.
Sebaliknya, retail adalah model bisnis yang menyasar business-to-customer (B2C), yang artinya retail menjual produk langsung ke konsumen akhir, seperti ibu rumah tangga, pekerja, mahasiswa, dan lain sebagainya.
4. Margin Keuntungan
Kedua model bisnis ini membeli barang dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, atau biasa dikenal dengan harga markup. Markup didapatkan dari perhitungan pengeluaran dan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Lalu, markup akan ditambahkan ke harga jual.
Jika menilik contoh sebelumnya, retailer membeli sabun cuci piring seharga Rp3.300 per buah dari toko grosir dan menjualnya seharga Rp5.000. Di sini, Rp1.700 adalah markup yang ditambahkan ke harga beli. Angka tersebut didapatkan dari serangkaian perhitungan operasional toko.
Tidak ada patokan khusus berapa margin keuntungan yang didapatkan toko grosir atau ritel. Namun, umumnya toko grosir akan mengambil 15–30% margin keuntungan dan retail akan menambahkan sekitar 30–50% markup ke harga beli dari toko grosir agar bisa menjadi harga jual ke konsumen akhir.
5. Manajemen Stok
Terakhir, perbedaan wholesale dan retail terletak pada manajemen stok. Karena toko grosir menangani beragam jenis produk dalam jumlah besaar, mereka perlu mengaturnya pada gudang besar dan memastikan produknya bisa memenuhi permintaan distributor.
Sementara itu, ritel memisahkan ruang penyimpanan toko dan gudang. Ruang penyimpanan difungsikan untuk menyimpan barang yang akan diletakkan di rak display, sedangkan gudang menyimpan barang yang baru dibeli. Tentunya, produk yang disimpan memprioritaskan permintaan konsumen sehingga Anda bisa menyajikan produk sesuai dengan preferensi pelanggan.
Toko ritel juga harus pandai dalam mengatur stok sembari mengikuti permintaan pasar. Apabila Anda membeli terlalu banyak stok barang, biaya inventory tentu akan meningkat dan tidak selaras dengan penjualan. Namun, membeli terlalu sedikit barang akan sulit memenuhi permintaan pasar dan berpotensi kehilangan kesempatan penjualan strategis.
Baca juga: Cara Meningkatkan Penjualan Tanpa Menguras Anggaran
Manfaat Menjadi Wholesaler
Dengan menjadi wholesaler, Anda bisa mendapatkan manfaat-manfaat sebagai berikut:
- Mendapatkan barang dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga ritel sehingga pengeluaran jauh lebih rendah.
- Memiliki kesepakatan jangka panjang dengan mitra ritel sehingga bisa terus memasok barang untuk mereka dan mendapatkan pemasukan jangka panjang. Alhasil, Anda bisa memprediksi margin keuntungan untuk membuat rancangan anggaran.
- Kesempatan untuk memperluas jangkauan bisnis lebih besar karena Anda menjual barang curah ke bisnis lain dengan harga cukup terjangkau.
Manfaat Menjadi Retailer
Jika model bisnis Anda adalah ritel, Anda bisa mendapatkan keuntungan sebagai berikut:
- Dapat mengembangkan brand identity untuk menjangkau konsumen akhir yang lebih luas.
- Dapat membangun hubungan dengan pelanggan berkat customer experience yang baik.
- Mendapatkan database pelanggan dengan mudah sehingga bisa dimanfaatkan untuk rencana bisnis kedepannya.
- Memiliki kebebasan menentukan harga jual ke konsumen akhir sesuai margin keuntungan.
Demikian informasi tentang perbedaan wholesale dan retail yang bisa Anda cermati. Baik grosir ataupun ritel, keduanya menawarkan keuntungan yang berbeda sesuai dengan tujuan dan niche bisnis mereka.
Apabila Anda menjalankan bisnis wholesale B2B, Anda bisa restocking dengan emitra dari eDOT. emitra adalah platform ecommerce B2B dan loyalty program yang memberikan harga bersaing untuk bisnis skala besar dan pemasok.
Anda pun bisa membeli produk dari pemasok tepercaya tanpa perantara dengan best deal dan promo menarik. Bahkan, Anda bisa menikmati gratis ongkos kirim dan memantau pesanan secara real time.
Selain ecommerce B2B, emitra juga merupakan platform loyalty program, di mana Anda bisa mendapatkan reward menarik selama mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh principal.
Jangan tunggu nanti! Ajukan penawaran sekarang untuk dapatkan harga terbaik bagi toko Anda!
Baca juga: 10 Jenis Peluang Usaha yang Menjanjikan, Layak Dicoba!