image

Mengenal Pengiriman Middle Mile Dalam Logistik Barang

21 May 2025

Logistik adalah salah satu unsur penting dalam segala sektor industri. Saat ini, permintaan terkait logistik yang serba cepat dan efisien menjadi semakin meningkat.

Secara umum, dalam logistik modern, ada salah satu konsep yang dikenal sebagai sistem rantai pasok (supply chain). Pada konsep tersebut, terhadap tiga tahapan yang harus ditempuh agar barang dapat sampai ke tangan konsumen, yaitu first mile, middle mile, dan last mile.

First mile adalah titik awal pengumpulan barang dari produsen menuju ke pusat distribusi. Sedangkan, middle mile adalah pemindahan barang dari gudang penyimpanan menuju gudang distributor.

Sementara itu, last mile adalah tahapan akhir dari proses pengangkutan barang. Nah, artikel ini akan membahas lebih dalam terkait middle mile dalam logistik. Jadi, simak penjelasannya sampai akhir.

Apa Itu Middle Mile?

Middle mile adalah fase penghubung di antara first mile dengan last mile. Fase ini mencakup pengiriman barang dari pusat distribusi menuju ke lokasi pusat logistik terakhir (retailer) sebelum diantarkan ke konsumen akhir.

Fokus utama middle mile adalah untuk memanajemen pergerakan barang yang jumlahnya besar dalam skala regional maupun nasional. Tujuannya, supaya pemindahan barang bisa dilakukan secara efektif.

Namun, tentunya hal tersebut tidaklah mudah sebab diperlukan perencanaan serta koordinasi yang matang dan cermat agar kegiatan operasional berjalan dengan lancar.

Biasanya, industri yang bergantung pada middle mile adalah farmasi, elektronik, serta bahan makanan. Pasalnya, tahapan ini bisa menjaga ketersediaan stok barang sampai ke toko kecil yang letaknya di pinggiran kota dan lebih hemat biaya distribusi.

Oleh karena itu, middle mile memerlukan layanan pengantaran instan yang mempunyai kapasitas armada banyak dalam ukuran besar dan dapat memproses pengiriman secara cepat.

Peran Middle Mile dalam Rantai Pasok

Peran middle mile dalam supply chain sangatlah krusial agar aliran barang berjalan dengan lancar. Adapun beberapa peran utama middle mile adalah sebagai berikut.

  • Bertanggung jawab dalam pemilihan moda transportasi berdaya guna dan rute yang efisien untuk pengiriman barang dari gedung penyimpanan ke tempat retailer secara optimal.
  • Koordinasi serta komunikasi yang efektif dengan berbagai pihak, seperti produsen, transportasi, retailer, dan lain-lain terkait status pengiriman serta penanganan masalah.
  • Memungkinkan adanya konsolidasi barang dari sumber yang berbeda-beda sehingga pengiriman barang dalam jumlah besar dapat dilaksanakan. Dengan demikian, biaya pengiriman menjadi lebih hemat dan efektivitas pun meningkat.
  • Manajemen inventaris yang teliti untuk menghindari risiko keterlambatan pengiriman dan memastikan ketersediaan barang.

Baca juga: Manajemen Logistik: Definisi, Fungsi, dan Manfaat Utama

Proses Middle Mile

Agar pengiriman middle mile berjalan dengan lancar dan tepat waktu, maka harus melalui beberapa proses. Adapun proses middle mile adalah sebagai berikut.

1. Manajemen Barang

Proses ini melibatkan pengumpulan dan pengelompokan barang dari beragam sumber menjadi satu pengiriman besar. Tujuannya adalah agar penggunaan kendaraan dan ruangan menjadi lebih optimal serta mengurangi budget pengiriman.

Demi mewujudkannya, Anda membutuhkan sistem pengelolaan barang yang baik dan analitik data akurat. Dengan demikian, permintaan di pusat pengiriman lokal dapat diprediksi dan dipenuhi oleh pusat distribusi. Kelebihan barang yang berpotensi merugikan pun bisa cegah.

2. Memproses dan Menyimpan Barang di Gudang Penyimpanan

Secara umum, proses ini meliputi tahapan yang cukup panjang. Tahapan tersebut, seperti pengecekan kualitas, kode, pemisahan barang sesuai tujuan kirim, setting penyimpanan berdasarkan destinasi, dan pengemasan ulang (apabila dibutuhkan).

Setelah manajemen barang selesai dilaksanakan, seluruh barang akan disimpan berdasarkan kelompok wilayah tujuan. Biasanya, barang-barang yang berasal dari e-commerce akan diberi QR-Code agar lebih mudah dalam memproses dan memeriksanya, lalu disimpan sementara.

3. Mengatur Rute Pengiriman

Selanjutnya, proses middle mile adalah mengatur rute pengiriman yang tepat. Tujuannya, yakni agar waktu dan biaya transportasi lebih efisien serta hemat. Dengan begitu, kepuasan pelanggan pun meningkat mengingat barang diantarkan secara tepat waktu dan aman.

Pengaturan rute pengiriman harus memperhatikan berbagai faktor, mulai dari jarak, waktu tempuh, kondisi jalan, lalu lintas, cuaca, prioritas, dan lain sebagainya. Biasanya, bisnis akan memanfaatkan teknologi untuk memilih dan memantau rute secara real-time.

4. Mengirim ke Kota Tujuan

Pada proses ini, barang-barang mulai dikirimkan ke kota tujuan, lebih tepatnya ke gudang distributor yang dekat dengan konsumen akhir terlebih dahulu. Pegawai yang bertanggung jawab harus mengikuti arah rute maupun jadwal pengiriman sesuai ketentuan.

Biasanya, perusahaan menggunakan kendaraan khusus yang relatif besar, seperti van, pickup, atau truk. Kendaraan tersebut disewa untuk melakukan 3PL (Third Party Logistic), yaitu ekspedisi pihak ketiga dalam jasa pengiriman barang.

Proses ini membutuhkan kerja sama serta koordinasi yang baik antara perusahaan, 3PL, dan pusat distribusi. Dengan begitu, segala hal dalam middle mile dapat terintegrasi secara baIk dan efektif.

5. Menerima dan Menyerahkan Barang

Berikutnya, pemeriksaan informasi terkait jenis, jumlah, hingga nomor pelacakan barang akan dilakukan. Lalu, dicatat dalam dokumen khusus. Proses ini untuk memastikan transparansi dan monitor yang efektif bahwa barang dalam kondisi tidak rusak serta sesuai pesanan.

6. Manajemen Barang Kembali dan Pengembalian

Kesalahan dalam pengiriman barang sering kali terjadi. Akibatnya, barang perlu dikembalikan ke gudang penyimpanan. Jika hal semacam ini terjadi, Anda harus melakukan identifikasi, komunikasi, dan evaluasi kesalahan kirim bersama pihak terkait untuk mencari solusi alternatif.

Baca juga: Apa Itu Overload Pengiriman? Penyebab, Dampak, & Solusinya!

Strategi Optimasi Middle Mile

Untuk menghindari berberapa risiko pada proses middle mile, Anda bisa menerapkan strategi optimasi berikut ini.

  • Berinvestasi pada teknologi dan software analisis data serta pelacakan barang secara berkala.
  • Menggabungkan beberapa pengiriman ke dalam lokasi pusat distribusi yang sama.
  • Memastikan pengiriman barang telah sesuai peraturan agar berlangsung dengan aman.
  • Memanfaatkan rute alternatif sebaik mungkin.
  • Memilih jenis mobil angkutan barang yang efisien dan efektif.
  • Bekerja sama dengan perusahaan logistik yang sudah berpengalaman dalam hal middle mile.
  • Melakukan evaluasi terhadap prose middle mile secara rutin.

Itulah pembahasan mengenai pengiriman middle mile dalam logistik yang penting untuk dipahami. Dengan middle mile yang baik, maka potensi keuntungan dan pertumbuhan bisnis bisa lebih dimaksimalkan.

Jika Anda memerlukan teknologi atau aplikasi untuk mengoptimalkan proses logistik perusahaan, maka ework bisa menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan.

ework adalah aplikasi Sales Force Automation (SFA) yang dapat membantu dalam memantau keseluruhan aktivitas pemesanan dan pemenuhan pesanan produk dari pelanggan.

Aplikasi dari eDOT ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang canggih dan modern, seperti dashboard serta chat commerce. Melalui fitur dashboard, monitor segala aktivitas dapat dilaksanakan secara mudah dan real-time.

Sementara itu, fitur chat commerce memungkinkan Anda tetap terhubung dan berkomunikasi dengan pelanggan tanpa perlu bertatap muka secara langsung. Jadi, apakah Anda tertarik? Yuk, jadwalkan demo gratisnya dan hubungi tim kami mulai dari sekarang!

Baca juga: Surat Jalan: Fungsi, Perbedaan dengan Delivery Order, & Pentingnya dalam Logistik

logo rounded whatsapp