Di dalam dunia bisnis, ada dua istilah yang cukup familiar, yakni B2B (business to business) serta B2C (business to customer). Secara umum, kedua istilah tersebut saling berkaitan erat dengan e-commerce.
Namun, perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan e-commerce B2B dan B2C. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui dan paham akan hal tersebut.
Nah, artikel ini akan memaparkan informasi mengenai beberapa perbedaan mendasar di antara e-commerce B2B dengan B2C. Jadi, simak sampai akhir.
Perbedaan E-Commerce B2B dan B2C
Pada dasarnya, B2B adalah model bisnis yang dilakukan dan terjadi hanya di antara sesama pelaku bisnis atau satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Jadi, B2B e-commerce adalah online shop yang memasarkan produk atau layanannya ke perusahaan, organisasi, atau tempat usaha lain, bukan pada konsumen secara langsung.
Hal ini terjadi saat suatu perusahaan memerlukan barang atau jasa dari perusahaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan operasional. Inilah mengapa B2B dikenal juga dengan sebutan pasar bisnis.
Sebaliknya, B2C adalah transaksi yang terjadi di antara bisnis dengan konsumen langsung. Jadi, bisa dikatakan bahwa e-commerce B2C adalah strategi bisnis yang menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir atau perorangan.
Selain itu, terdapat banyak perbedaan e-commerce B2B dan B2C lainnya yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Bisnis
Perbedaan e-commerce B2B dan B2C yang pertama bisa dilihat dari tujuan bisnisnya. B2B memiliki tujuan bisnis untuk menjalin kerja sama dan menjalankan transaksi di antara perusahaan atau sesama pemilik usaha.
Berbisnis secara B2B tidak hanya mendatangkan laba dari penjualan produk atau layanan, tetapi juga membuka kesempatan untuk menjangkau lebih banyak klien agar melakukan transaksi pembelian dalam jumlah besar.
Sementara itu, B2C lebih berfokus pada interaksi atau komunikasi secara langsung dengan konsumen akhir. Model bisnis ini lebih memungkinkan untuk memperluas jangkauan konsumen karena transaksi yang dilakukan tidak selalu didasarkan pada relasi antarperusahaan.
2. Target Pasar
Salah satu perbedaan yang menonjol antara B2B dan B2C adalah terletak pada target pasar atau konsumennya. Bisnis B2B lebih menargetkan sesama perusahaan, organisasi, atau pedagang grosir yang membeli produk maupun layanannya untuk keperluan operasional.
Sementara itu, target pasar dari e-commerce B2C merupakan individu, pelaku rumah tangga, serta konsumen akhir. Target pasar ini adalah orang-orang yang melakukan transaksi pembelian barang maupun jasa untuk digunakan secara pribadi.
3. Siklus Pembelian Konsumen
Selanjutnya, perbedaan e-commerce B2B dan B2C adalah pada siklus pembelian konsumen. Umumnya, konsumen B2B cenderung lebih tertarik untuk menciptakan kemitraan jangka panjang dengan tujuan agar dapat menjadi pelanggan tetap dan loyal.
Maka dari itu, siklus pembelian konsumennya dinilai lebih lama dan rumit. Sebaliknya, konsumen B2C biasanya akan melakukan transaksi sekali dan tidak kembali. Setelah mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan, mereka tidak bertransaksi kembali untuk sementara waktu.
Apabila pengalaman pertamanya dalam berbelanja kurang menyenangkan dan memuaskan, konsumen B2C cenderung lebih mudah mencari alternatif lainnya. Hal ini tentu sangat kontras dengan konsumen B2B.
Baca juga: Apa itu FMCG? Karakteristik & Begini Prospek Bisnisnya
4. Persaingan
Jika dilihat dari tingkat persaingannya, e-commerce B2B mempunyai persaingan yang cenderung rendah karena tidak banyak yang berminat dengan model bisnis seperti ini. Oleh karena itu, yang terlibat di dalamnya merupakan orang-orang berpengalaman dengan koneksi luas.
Sementara itu, tingkat persaingan pada bisnis e-commerce B2C justru sangat ketat, mulai dari industri rumahan hingga perusahaan besar. Alhasil, banyak pemilik bisnis yang bersaing untuk meningkatkan produktivitas sales dengan cara membuat iklan, diskon, dan lain-lain.
5. Strategi Marketing
Berikutnya, perbedaan e-commerce B2B dan B2C dapat ditinjau pada strategi marketing. Secara umum, pemasaran B2C lebih berfokus untuk memikat perhatian konsumen agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan, seperti membuat iklan kreatif di media sosial.
Sementara itu, marketing B2B adalah pendekatan bisnis ke bisnis. Strategi ini kerap kali melibatkan presentasi langsung ke stakeholder perusahaan untuk menyampaikan informasi teknis mengenai analisis laba, dan lain sebagainya.
6. Kompleksitas Pengambilan Keputusan
Perbedaan e-commerce B2B dan B2C lainnya terletak pada kompleksitas pengambilan keputusan. Bisnis B2C mempunyai proses yang sederhana sebab ruang lingkupnya tidak seluas B2B dan dilaksanakan oleh individu saja sehingga sifatnya lebih personal.
Lain halnya dengan B2B, pengambilan keputusan pada B2B justru lebih kompleks berkat hubungan transaksional yang dilakukan oleh sesama pemilik bisnis.
Alhasil, diperlukan pertimbangan oleh stakeholder, seperti direktur, manajer, bagian keuangan, dan lain-lain untuk menentukan keputusan bisnis.
Baca juga: Apa itu Sales B2B? Pengertian, Contoh, dan Tips-tips Penting
7. Struktur Harga
Struktur harga menjadi salah satu faktor pembeda di antara e-commerce B2B dan B2C. Umumnya, harga pada bisnis B2B lebih transparan dan sudah ditetapkan untuk masing-masing produk. Terkadang, promosi, diskon, atau loyalty program juga dilakukan untuk mendorong penjualan.
Sementara itu, harga B2B lebih rumit dan bisa dinegosiasikan. Strukturnya bervariasi karena didasarkan pada berbagai faktor, mulai dari durasi kontrak, volume pesanan, hingga hubungan bisnis. Biasanya, harga B2B tidak diperlihatkan secara publik.
8. Contoh Pengaplikasian
Contoh pengaplikasian e-commerce B2C sebenarnya ada banyak dan mudah ditemukan, seperti perusahaan yang bergerak di bidang hiburan streaming, telekomunikasi, dan lain sebagainya. Misalnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Kemudian, contoh B2B adalah perusahaan yang biasanya bergerak di bidang supplier bahan baku, website developer, marketing, dan lain-lain. Salah satu contoh e-commerce B2B, yakni emitra dari PT Elektronik Distribusi Otomatisasi (eDOT).
Platform ini dapat menghubungkan distributor dan pihak retail untuk mengefisienkan penjualan maupun pembelian produk. emitra juga memungkinkan pemilik bisnis lebih mudah terhubung dengan konsumen dan mengelola pesanan secara efektif.
emitra dilengkapi dengan fitur chat commerce yang berguna untuk menjangkau konsumen dan memudahkan ekosistem e-commerce B2B menjadi lebih seamless. Dengan demikian, pemesanan dan pemberdayaan pada tim sales berjalan lebih baik.
Bagi pelaku usaha yang ingin memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat relasi kerja sama, maka emitra adalah solusi terbaik serta ideal. Pasalnya, emitra memungkinkan adanya pemesanan langsung sehingga bisa hemat sumber daya dan waktu.
Tidak hanya itu, pelaku bisnis juga dapat memegang kendali penuh untuk melakukan pelacakan terhadap status pesanan secara berkala. Dengan emitra, perkembangan dan pertumbuhan bisnis dapat dimaksimalkan.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk mencoba? Segera hubungi tim emitra untuk memperoleh informasi dan demo gratisnya!
Baca juga: Apa itu CRM? Pengertian, Tujuan, Manfaat untuk Bisnis